Berita DaerahGeneralLatestSocial

Gang Sajari Kampung Unik di Balik Pondok Pesantren Miftahul Huda

Di balik megahnya masjid, sekolah, dan asrama santri di kompleks Pondok Pesantren Miftahul Huda, Pekanbaru, Riau, terdapat jalan kecil yang unik. Gang Sajari namanya.

Jalan kecil itu berada di kawasan RT 001 RW 011 yang dihuni sebanyak 35 kepala keluarga di Kecamatan Bukit Raya. Gang ini memiliki keunikan tersendiri, di mana seluruh penghuninya merupakan keluarga besar. Sesuai namanya, gang itu terbangun atas jerih payah Sajari yang kemudian mensedekahkannya untuk warga LDII.

“Gang ini dinamakan Sajari dengan tujuan agar masyarakat sekitar khususnya orang yang lewat gang ini bisa terus mengingat kebaikan Sajari, karena telah menyedekahkan gang tersebut,” tutur Muhammad Faisal salah satu pengurus pondok pesantren miftahul huda yang juga cucu dari Sajari. Faisal berkisah, orang yang pertama tinggal di Gang Sajari adalah Muchlis yang merupakan menantu keenam dari Sajari.

Richard Yudistira salah satu tokoh masyarakat di gang itu, yang juga cucu dari Sajari mengatakan, seiring berjalannya waktu, anak-anak dari Sajari menikah dan memilih untuk tinggal di kawasan tersebut, “Sehingga terbentuklah gang yang terdiri dari keluarga besar atau disebut Gang Sajari. Sajari memiliki delapan anak dengan jumlah cucu 40 orang dan cicit lebih dari 50 orang,” ujar Faisal.

Gotong Royong Ciri Khas Gang Sajari

Di kampung itu kehidupan tak seperti umumnya di kota besar. Gotong-royong menjadi ciri khas kampung itu. Keluarga besar itu mampu menciptakan kehidupan yang tenang, rukun, dan damai. Setiap kegiatan kemasyarakatan dilaksanakan secara bergotong royong, yang menjadi simbol kekompakan dan kebersamaan keluarga besar itu.

“Kegiatan gotong royong ini rutin dilaksanakan sebulan sekali. Saya berharap agar kegiatan gotong royong bisa dilaksanakan lebih sering, yaitu empat kali dalam sebulan untuk semakin mempererat tali persaudaraan dan menjaga kebersihan lingkungan,” tutur Suwito salah satu warga.

Sementara itu, Lili Indriani yang juga merupakan cucu dari Sajari mengatakan, dirinya merasa nyaman hidup di Gang Sajari. Sejak tahun 2013, Lili tinggal di gang itu. Menurutnya, kenyamanan dibangun karena kebersamaan, keharmonisan, dan hubungan sosial yang terjalin sangat erat. Hal ini juga mendorong perputaran ekonomi, dengan saling mendukung di antara anggota komunitas. Selain itu, Gang Sajari juga sering mengadakan acara bersama dengan Pondok Pesantren Miftahul Huda, yang semakin memperkuat hubungan sosial dan spiritual di antara mereka.

Ia juga menambahkan, mayoritas mata pencarian warga kawasan ini adalah pedagang makanan dan minuman, karena lokasinya berada di dekat lingkungan pondok pesantren miftahul huda. Itulah mengapa Gang Sajari terjamin keamanannya, “Dengan mayoritas anggotanya yang merupakan keluarga, ditambah dengan kedekatan mereka dengan pondok pesantren, keamanan dan ketertiban di lingkungan Gang Sajari pun semakin terjamin,” ujar Suwito.

Menurutnya, kekompakan dan solidaritas anggota Gang Sajari tidak hanya memperkuat ikatan antar keluarga, tetapi juga menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis bagi semua. Dengan diisi nilai-nilai kekeluargaan dan kerjasama menjadi fondasi yang kokoh untuk membangun kehidupan yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *