Pemeliharaan Kesehatan Umat & Gerakan Sayang Kehidupan

“Pembangunan manusia sebagai insan harus dilakukan dalam keseluruhan proses kehidupannya, mulai dari dalam kandungan, bahkan jauh sebelumnya, yaitu dengan memperhatikan tingkat kesejahteraan para calon ibu, kemudian sebagai bayi, balita, usia sekolah, remaja, pemuda, usia produktif, sampai kepada usialanjut. Untuk itu, pembangunan kesehatan memegang peran yang amat penting dalam meningkatkan kesejahteraan manusia dalam setiap tahap kehidupan tersebut, sesuai dengan permasalahan kesehatan yang dihadapi. Selain berperan dalam membangun manusia sebagai insan, pembangunan kesehatan juga berperan penting membangun manusia sebagai sumber daya pembangunan. Derajat kesehatan yang tinggi akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Peningkatan produktivitas ini akan mempertajam kemampuan daya saing bangsa dalam dunia yang makin ketat persaingannya”

Beberapa saat lalu, saya tergelitik LAGI oleh 2 (dua) hal yang dulu pernah saya pikirkan agak mendalam. Dalam arti kata, saya seperti digeuingkeun (diingatkan kembali : sunda-red) mengenai dua hal tersebut yang entah kenapa di beberapa tahun terakhir ini saya sedikit kendurkan semangat untuk menggerakkannya.

Bukan pekerjaan besar, hanya bentuk awareness terhadap PENGEMBANGAN GENERASI PENERUS UMAT dan PEMELIHARAAN KESEHATAN UMAT. Let’s say, Pengembangan generasi penerus umat bukan perkara yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini. Jadi tentunya perihal kedua-lah yang ternyata lebih menggelitik saya dan jujur “menyesakkan” dada saya sehingga akhirnya saya memenuhi janji untuk mengisi rubrik ini lagi (thx to Nemo, alhamdulillah jazaakallahu khoiro).

Jadi, saya termasuk insan yang percaya bahwa Peningkatan Kesejahteraan Manusia yang sempurna adalah melalui Pembangunan Manusia Seutuhnya. Meliputi pembangunan Jasmani, Rohani/Mental & Spiritual.

Selanjutnya, pembangunan tersebut diperlukan guna meningkatkan derajat Hidup insan di dunia, dalam arti lebih luasnya, dengan kualitas Hidup tiap individu yang baik maka secara otomatis akan meningkatkan kualitas Hidup insan secara komunal dan semua usaha-usaha yang dilakukan oleh masyarakat banyak itu (yang ada dalam komunitas basis) untuk meningkatkan seluruh Kehidupan mereka baik kehidupan Individual, Berkeluarga, Bermasyarakat, Bernegara bahkan kehidupan Beragama akan terdongkrak pula kualitasnya. Ini berarti, termasuk REGENERASI umat (bila komunitas basis tersebut kita batasi sebagai Umat) pun akan dengan mudah dilaksanakan secara optimal dan cara-cara yang maksimal.

Pada paragraf di atas, akan lebih singkat bila saya kemukakan diperlukan upaya-upaya dan gerakan-gerakan yang lebih terarah untuk Menghargai dan Menyayangi Hidup sebagai bentuk penghargaan menyeluruh pada setiap sendi kehidupan Insani.

Tolong jangan diartikan secara harfiah, bahwa gerakan dan upaya ini adalah gerakan mencintai Hidup dan Takut Mati, sehingga akan bias menjadi Cintailah hidup dan lakukan apapun selagi kita hidup… karena hal tersebut akan mengarah pada kultur globalisasi, dengan aneka kemudahan yang merasuki segala aspek kehidupan manusia, dimana hal ini malah menjadi keprihatinan yang mendasar, karena nilai dan kultur globalisasi mampu meluluhlantahkan tatanan sosial dan sekat-sekat perbedaan, primodialisme, sektarianisme. Padahal, fakta tersebut sejatinya harus menjadikan umat manusia / umat Islam untuk menunjukkan eksistensi keislamannya di tengah dunia modern ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *